MKEK IDI Sebut Disertasi Dokter Terawan Berisi Metode Cuci Otak, Unhas: Buktikan!

- 5 April 2022, 18:59 WIB
IDI Pecat Dokter Terawan
IDI Pecat Dokter Terawan /Silmi Akhsin/

SUARA SOPPENG - Polemik pemecatan mantan Menteri Kesehatan, Terawan terus menjadi sorotan publik, Selasa 5 April 2022.

Sebelumnya Terawan dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) karena diduga penelitian Disertasi (S3) Terawan berisi metode cuci otak.

Hal itu ditanggapi kampus Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) tempat Terawan menempuh jenjang pendidikan Doktor (S3) pada 2016 lalu.

Baca Juga: IDI Pecat Dokter Terawan Soal Temuan Vaksin Nusantara, Irma Chaniago: Harusnya Didukung Karya Anak Bangsa

Pihak Unhas meminta Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia atau MKEK IDI membuktikan tuduhan tersebut agar tidak menjadi asumsi semata.

"Harusnya MKEK IDI bisa membuktikan tuduhannya itu. Tidak berandai-andai," kata Kepala Subdit Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Unhas, Ishaq Rahman.

Tuduhan itu terkait MKEK IDI mengatakan pembimbing dokter Terawan mendapatkan intervensi mengenai isi disertasi cuci otak tersebut.

Menurut anggota MKEK IDI, Rianto Setiabudy yakin para pembimbing Terawan di Universitas Hasanuddin telah mengetahui metode cuci otak itu namun enggan untuk berbicara.

Baca Juga: Fakta Baru, Video Syiur DeaOnlyFans Dibeli Komedian Terkenal Berinisial M

"Sebetulnya mereka tahu sejak semula weakness ini, cuma mereka terpaksa mengiyakannya. Karena konon ada tekanan eksternal," ujar Rianto.

Namun Ishak selaku pihak Unhas mengatakan harusnya IDI bisa membuktikan bahwa para pembimbing Terawan mendapat tekanan.

Saat melakukan uji disertasi tersebut. Sekaligus menyebut siapa nama pihak yang menekan.


MKEK sendiri sudah merekomendasikan agar Terawan diberhentikan dari IDI. Terapi cuci otak jadi penyebabnya.

Baca Juga: Info Orang Hilang, Aqilah Warga Lamuru Telah ditemukan

Kata Rianto, terapi cuci otak Terawan punya kelemahan secara substansial. Metode Intra-Arterial Heparin Flushing (IAHF) yang digunakan merupakan modifikasi Digital Subtraction Angiography (DSA).

Salah satu kekurangannya adalah metode DSA Terawan menggunakan heparin. Caranya, memasukkan kateter dari suatu pembuluh darah di paha sampai ke otak dan akan dilepaskan ke kontras otak.

Terawan diketahui tercatat sebagai mahasiswa S3 Universitas Hasanuddin. Disertasinya membahas soal terapi cuci otak tersebut.***

 

Editor: Silmi Akhsin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah