Network
SUARA SOPPENG -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto diyakini oleh masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah sebagai calon presiden yang disiapkan untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi
Jokowi Effect berhasil membuat elektabilitas Prabowo Subianto leading di Jawa Timur dan melesat sangat signifikan di Jawa Tengah.
Hal itu terungkap melalui hasil survei yang disampaikan oleh Chief Executive Officer (Ceo) Lembaga survei Surabaya Research Syndicate (SRS) Edwin Abdul, Rabu 29 Maret 2023
Baca Juga: Anggota DPRD, Adam Muhammad Berikan Bantuan Aumbulance dan Kendaraan Tiga Roda di Makassar Timur
“Bagian terbesar publik Jawa Timur dan Jawa Tengah atau 42,5% responden meyakini bahwa arah dukungan atau endorsement Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti akan diberikan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang dinilai publik sebagai menteri berkinerja terbaik,” kata Edwin Abdul dalam pemaparan hasil surveinya.
Selain itu sebanyak 36,8% publik meyakini bahwa endorsement Presiden Jokowi akan diberikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Tokoh lain yang diyakini publik juga akan mendapatkan endorsement dari Presiden Jokowi adalah Erick Thohir (6,4%), Sandiaga Uno (3,7%), Moeldoko (2,5%), dan Airlangga Hartarto (1,5%). Sementara 6,6% responden mengaku tidak tahu kemana arah endorsement Presiden Jokowi akan ditujukan.
Baca Juga: Komitmen Raih Swasti Saba Wistara Kelima, Pemkab Wajo Gelar Rakor Kabupaten Sehat
Tolak ukur yang paling dominan masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah dalam menentukan calon Presiden adalah kemampuan dan kapabilitas dalam menyelesaikan masalah kebangsaan, dan Prabowo dinilai memiliki kapabilitas yang membuat rakyat menentukan pilihan ke Prabowo
“Salah satu faktor yang paling menjadi pertimbangan warga Jatim dan Jateng dalam menentukan pilihan pada Pilpres adalah kapabilitas capres (55,2%). Faktor-faktor primordial seperti agama dan latar belakang suku bangsa capres kurang terlalu menjadi bahan pertimbangan. Begitu pula faktor party id dan imbalan (money politics),” ungkapnya.
