Energi Pergaulan yang Melintas Batas

- 3 Februari 2023, 23:12 WIB
Foto Muhammad Sukron, ST, MT
Foto Muhammad Sukron, ST, MT /Istimewa/Usman

Sebagai organisasi kader, kekuatan Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi modernis ada pada energi kebersamaannya. Kebersamaan di sini tidak berarti harus sama dalam pilihan politik, dalam berprofesi, bahkan dalam pemikiran. Kader Pemuda Muhammadiyah yang datang dari berbagai profesi dan latar belakang pilihan politik yang berbeda adalah potensi kekuatan untuk dakwah Pemuda Muhammadiyah itu sendiri.

Justru karena alasan perbedaan itulah kebersamaan dirajut. Selama ini terkesan kata “kebersamaan” bersifat simbolis semata. Kita ingin ke depan budaya saling “asah, asih, asuh” bukan sekedar slogan, tapi tindakan. Perbedaan-perbedaan yang ada, termasuk perbedaan dalam pilihan politik dapat disikapi dengan dewasa.

Untuk menghadapi realitas yang semakin kompleks, kader Pemuda Muhammadiyah harus merawat energi kebersamaan. Tanpa energi kebersamaan, sulit bagi kader Pemuda Muhammadiyah menjadi “negarawan” karena syarat menjadi negarawan adalah kematangannya dalam menyikapi perbedaan tanpa didominasi oleh sentimen-sentimen yang ada, terlebih sentimen golongan dan latar belakang politik.

Dalam pandangan penulis, energi kebersamaan harus terus dirawat, apa yang positif dibangun selama ini harus dijaga, dan apa yang dirasa perlu dijahit maka tidak ada kata terlambat untuk kembali menjahitnya dengan rapih dan indah. Energi kebersamaan ini memerlukan pula kesadaran bersama sehingga agenda-agenda keumatan dan kebangsaan kader Pemuda Muhammadiyah ke depan dapat pula diwujudkan secara bersama.

Energi Kemandirian Ekonomi

Kesadaran untuk membangun kemandirian ekonomi bagi kader Pemuda Muhammadiyah di seluruh tanah air seringkali muncul dalam setiap obrolan warung kopi hingga diskusi dalam seminar-seminar yang lebih serius. Keinginan untuk membangun kemandirian ekonomi bagi kader tersebut pada kenyataannya bukanlah hal yang mudah, setidaknya hingga saat ini upaya-upaya yang telah dilakukan belum menampakkan hasilnya yang signifikan.

Dalam pandangan penulis, untuk membangun kemandirian ekonomi kader harus berangkat dari by design yang diiringi dengan keseriusan untuk mewujudkannya bukan by accident. Upaya-upaya organisatoris dapat dilakukan, diantaranya misalnya dengan membukakan akses terhadap bantuan permodalan, peningkatan SDM dengan melakukan pelatihan atau studi banding ke usaha-usaha yang lebih sukses, mengkonsolidasikan praktisi pengusaha, kolaborasi usaha, pembinaan dan pendampingan UMKM yang dimiliki kader-kader serta upaya-upaya lain yang bisa mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi kader.

Dalam membangun kemandirian ekonomi, kader Pemuda Muhammadiyah harus menguatkan energi berwirausaha karena berwirausaha merupakan karakter Muhammadiyah sebagaimana yang diwariskan Kyai Dahlan. Jika hal ini bisa dibangun, maka dengan sendirinya akan melahirkan energi kemandirian sehingga kader Pemuda Muhammadiyah dapat menghindarkan diri dari sikap-sikap pragmatisme.

Energi Akademik

Tradisi akademik di lingkungan kader Pemuda Muhammadiyah harus terus dijaga dan dikuatkan. Salah satu warisan tradisi akademik yang perlu terus dikuatkan tersebut adalah mendorong lebih banyak lagi kader Pemuda Muhammadiyah untuk menempuh studi magister dan doktor. Dalam 3 Dasawarsa terakhir, telah banyak pimpinan Pemuda Muhammadiyah baik di level wilayah-daerah dan terutama di level nasional sudah bergelar Doktor, bahkan tidak sedikit menjadi Profesor kendati mereka latar belakang profesinya sangat beragam mulai dari dosen hingga politisi. Namun demikian, kader-kader di daerah masih sedikit mendapat akses untuk menempuh studi lanjut, terutama pada level studi doktor.

Halaman:

Editor: Usman, S.Pd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x