Abdul Rauf, Ketua Umum Kapten Indonesia : 78 Tahun Negeriku Merdeka

- 18 Agustus 2023, 00:39 WIB
Ketua Umum Kapten Muda Indonesia, Abdul Rauf
Ketua Umum Kapten Muda Indonesia, Abdul Rauf /

SUARASOPPENG - Ada rasa haru, Bangga dan optimis meski tetap dilanda kecemasan berat.

Setiap tahun dikomandankan Kemerdekaan Republik Indonesia dimana-mana dengan meriah, meski menyentuh pemenuhan hak-hak kemerdekaan kepada rakyat jelata terasa apatis.

Perjuangan leluhur di masa lalu tentu berbeda pascakemerdekaan, sebelum tahun 1945 perjuangan merebut kemerdekaan dengan melawan penjajah, mengambil alih kendali kekuasaan, bertahan hidup dan bersatu bersatu memperkuat persaudaraan demi tujuan yang sama yaitu MERDEKA.

Baca Juga: Merayakan HUT RI, Novita Wijayanti: Ekonomi, Pendidikan, dan Semangat Nasionalisme sebagai Inti Kemerdekaan

PASCA TAHUN 1945

Generasi awal pasca kemerdekaan tentu berjibaku mempersatukan dan mempersatukan bangsa sebagai dasar membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Satu tekad dan satu tujuan, ketika situasi sulit melanda semua pihak, meski pembangunan pelan tapi pasti, komunikasi terbatas, semua faslitas porak-poranda akibat perang dan kesulitan memulai dari mana.

PERGOLAKAN PASCA MERDEKA

Presiden Soekarno dan HATTA sebagai wakil ketika itu sebagai mandataris pengendali NKRI, mengalami kesulitan akibat banyaknya faksi-faksi dari ribuan Suku, Ras dan Lintas kepulauan, sementara fasilitasnya masih minim.

Komunikasi kurang lancar dan pengaruh penjajah masih sangat kuat dan kaki tangannya, akibatnya kesulitan mempercepat laju pembangunan.

PERGOLAKAN POLTIK TAHUN 1965

Kekuasaan berubah total dibawah kendali Bapak Soeharto selama 32 tahun kangkangi Indonesia dengan cara Nepotisme, Kolusi dan Korupsi bersistem

Dinamika politik dan sentralisasi kekuasaan di bawah tangan besi Soehaeto cukup terkendali, sulit bersuara, tentu tidak asing lagi atas dukungan TNI-POLRI Full Power dan berpihak kepada presiden.

Ketika itu, kerakyatan ekonomi digalakkan dengan istilah Repelita ( Rencana Pembangunan Lima Tahun ) secara berkala, totalitas ekonomi berbasis Koperawi unit desa ( KUD ) sangat kuat meski cukong-cukong pengendali harga sembako dari kolega Istana sangat masif dan dikunci murah harga habis-habisan oleh mereka .

Akibatnya rakyat bawah tetap saja berat mencapai kata sejahtera alias penjajahan berlanjut dari kita sendiri, karna kebijakan tidak berpihak kepada masyarakat luas, hanya menguntungkan sekelompok kecil menjadi konglomerat baru.

Cerita Baru Reformasi 1998

Wakil yang diuntungkan lengsernya Soeharto yaitu Bapak Prof Baharuddin Jusuf Habibie melanjutkan kepemimpinan presiden kedua Soeharto.

Meski hanya berkuasa selama 13 bulan pasca referendum Timur-Timur Gagal berdiplomasi dan lepas dari NKRI, karna dianggap gagal oleh elit politik yang notabene mereka juga tidak ikhlas dipinpim kader Soeharto sebagai anak emasnya ketika itu.

Tentu kita harus jujur ​​bahwa penetrasi dan kemampuan otak cerdas Habibie bentukan Jerman harus diakui, dolar meroket pasca reformasi mampu menekan habis-habisan dan yang diuntungkan rakyat kecil karna harga petani meroket akibat nilai-nilai produksi petani naik berkali-kali lipat dari biasanya.

Nama Habibie harum dipelupuk mata petani umumnya.

Reformasi Berjanjut ketangan Sang Guru Bangsa KH ABDUL RAHMAN WAHID alias Gus Dur setelah sidang Istimewa MPR, lagi-lagi belum diturunkan secara maksimal ditengah jalqn oleh sekelompok otak licik dan paling dirindukan.

Baca Juga: Event Antusias Runners Soppeng Berlari Hingga Mancanegara, 1000 Slot Peserta Sold Out Dalam Waktu Singkat!

Kekuasaan jatuh ke tangan Sang Ibu Negara Megawati Soekarno Putri, sosok wanita pertama menjadi peminpin di NKRI, melalui tangan keibuannya menyelesaikan hingga masa jabatan 2004.

Gus Dur dengan gaya santai mereformasi banyak hal dalam pemerintahan dan kemudian Ibu Mega melajutkan dengan semangat Soekarnoisme layaknya lahir kembali Soekarno Baru persefektif Reformasi.

PEMILU TERBUKA 2024

Lahirkan Presiden Baru Sang Jenderal Ganteng Bapak Susilo Bambang Yudoyono sapaan SBY Mengalahkan petahana dan meminpin dua priode 2004-2014, produk baru stock lama Sang Jenderal SBY dengan nuangsa demokrasi terbuka dan serba bebas bersuara kepublic

Dilanjutkan Sang Walikota Tukang Kayu sukses dari Kota Solo menenbus lorong-lorong pilitik menjadi 01 DKI.

Jokowi dan Ahok lakoni Gubernur separo jalan mendapatkan momen pilitik dan tepat memilih menjadi Capres dan digangrungi banyak orang ketika itu Sosok Bapak Ir.H. Joko Widodo sapaan akrabnya Jokowi, kalem tapi tegas membangun Indonesia dengan santai, gemar turun jalan, dikenal merakayat, tahu perasaan orang-orang kecil

Walaupun susah dan kesulitan menangkis kritis-kritis tajam lawan politiknya, namun Jokowi tetap Tegar berjalan laksana sosok Kacamata Kuda, gemar membangun Indonesia meski menyisahakan lonjatan Utang cukup tinggi saat ini pertanggal 31 Maret 2023 tembus sebesar 7.878.07 Triliun, jumlah yang fantastis, membangkitkan kita semua.

Merdeka 78 Tahun, mau Kemana?

Indonesia butuh sosok peminpin Nasionalis berjiwa Kebangsaan Besar, ditahun-tahun politik ini perebutan kekuasaan sangat keras, masyarakat selalu jadi jualan politik jelang pemilu namun pasca pemulu selalu dilupakan bahkan dicuekin, suka atau tidak suka belum ada keberpihakan total kepada mereka.

Harapan besar perubahan di 2024 penggantian Presiden dan Parlemen muncul peminpin baru seirama satu tujuan yaitu MILIKI NIAT dan mengerjakannya serta keinginan kuat memperbaiki NKRI secara TOTAL, awali dengan penguatan ekonomi berbasis kampung dan pedesaan bukan sempalan apalagi asal-asalan.

Masyarakat menanti dewa penyelamat Bangsa Raksasa ini, bonus Demografi salah urus akan berimplikasi fatal ratusan tahun kedepan, apakah kita tega dan rela menghukum generasi kita yang tidak punya salah dengan menelantarkan mereka akibat dosa-dosa turunan kebijakan yang kalian lakukan? Kita tunggu suksesi 2024. Terima Kasih

Penulis
Abdul Rauf
Ketua Umum Kapten Indonesia

Penggiat Ekonomi Kerakyatan dan Pengurus Lembaga Perekonomian PBNU.***

Editor: Silmi Akhsin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah