Network
SUARA SOPPENG – Sikap partai politik dalam menyikapi rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM subsidi Pertalite sangat dinantikan publik ditengah maraknya pembentukan koalisi capres 2024.
Pasalnya, dalam beberapa waktu kebelakang ini partai politik terlihat cukup genit ketika bersinggungan dengan kepentingan politiknya yakni pembentukan koalisi, untuk itu sikap parpol terkait rencana kenaikan BBM subsidi Pertalite ini sangat dinantikan masyarakat.
Demikian dikatakan pengamat politik Jajat Nurjaman melalui keterangan tertulisnya kepada redaksi SUARA SOPPENG, 23 Agustus 2022.
“Persoalan kenaikan BBM ini sangat krusial mengingat dampaknya begitu besar terutama harga bahan pokok dan berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak, untuk itu inilah momentum yang dirasa tepat bagi partai politik untuk menunjukan keberpihakannya kepada rakyat dengan menyatakan sikapnya secara terbuka”, tutur Jajat, 23 Agustus 2022.
Baca Juga: Safari Politik Puan Membuka Ruang Koalisi Bersama PDIP
Menurut Jajat, untuk saat ini segala hal yang berkaitan dengan kepentingan politik 2024 sebaiknya dikesampingkan terlebih dahulu karena nasib rakyat sedang dipertaruhkan dalam beberapa hari kedepan, karena apa yang terjadi saat ini terutama yang berkaitan dengan kenaikan BBM subsidi ini akan menjadi catatan tersendiri bagi rakyat dalam menentukan pilihannya kedepan.
“Tentu tidaklah elok jika para elit parpol hanya sibuk memamerkan rencana kepentingan politik ke depan sementara mengabaikan kepentingan rakyat, saya kira mungkin sudah saatnya bagi rakyat untuk mencatat partai mana yang serius mengedepankan kepentingan rakyat atau hanya sebatas memanfaat situasi untuk kepentingan politiknya semata”, tutup Jajat.
Baca Juga: Pira Kota Bekasi Bareng Layanan Ambulance Gerindra Khitanan Massal di Jatiasih dan Bantar Gebang
Sebelumnya Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani, kenaikan harga BBM akan berimplikasi terhadap kenaikan inflasi yang dapat menyebabkan harga-harga bahan pokok meningkat.
“Kami menyadari bahwa anggaran subsidi BBM saat ini telah mencapai Rp 502 triliun. Angka tersebut jumlahnya sangat fantastis. Namun itu semua demi menjaga optimisme rakyat agar bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi yang menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Muzani
