Merasa Terancam Rusia, Finlandia dan Swedia Ingin Gabung ke NATO, Turki Tegas menolak!

19 Mei 2022, 12:45 WIB
Presiden Turki, Erdogan Bela Palestina /Silmi Akhsin/

SUARASOPPENG - Finlandia dan Swedia mendaftarkan diri untuk menjadi anggota NATO, namun ditolak Turki, Kamis 19 Mei 2022.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjelaskan alasan penolakannya kepada kedua negara tersebut.

Pertama, Kedua negara tersebut mendukung kelompok Kurdi yang telah dianggap teroris oleh Ankara.

Baca Juga: Imbas Serangan Israel ke Suriah, Rusia Balas dengan Rudal canggih Hingga Israel Mundur

Kemudian, Stockholm menjatuhkan sanksi kepada Turki sejak 2019 terkait kegiatannya di Suriah.

pejabat senior dari Swedia dan Finlandia ke Ankara. Namun Erdogan mengatakan langkah ini sia-sia.

"Apakah mereka akan datang untuk membujuk kita? Permisi, tapi mereka tidak perlu repot,"kata Erdogan.

Perlu diketahui, setiap keputusan tentang perluasan NATO membutuhkan persetujuan dari 30 sekutu dan parlemen mereka.

Hal ini membuat sikap Turki menjadi sangat penting dalam pendaftaran keanggotaan itu.

Baca Juga: Persatuan Wartawan Indonesia Kutuk Kekejaman Israel ke  Wartawan Palestina

Ahli strategi pasar negara berkembang di Bluebay Asset Management, Timothy Ash, mengatakan hal ini dapat memicu krisis baru dalam hubungan Turki dengan Barat.

Akan ada beberapa anggota NATO yang pasti berusaha menekan figur Muslim terkuat dunia itu.

"Turki akan terlihat sebagai mitra yang tidak dapat diandalkan. Ini akan membuat kepercayaan antara kedua belah pihak hilang,"ujarnya

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berharap Turki dapat "bekerja sama" dengan menyetujui Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.

"Saya yakin bahwa kami akan dapat mengatasi kekhawatiran yang telah diungkapkan Turki dengan cara yang tidak menunda keanggotaan,"ungkapnya.

Baca Juga: Kunjungan Kerja Presiden Jokowi ke AS Disambut Joe Biden di Gedung Putih, Ini Pembahasanya!

Finlandia dan Swedia sendiri mendaftarkan diri untuk menjadi anggota NATO karena merasa terancam oleh Rusia.

Menurut kedua negara, ancaman ini semakin tinggi tatkala Moskow menyerang Ukraina.***

Editor: Silmi Akhsin

Tags

Terkini

Terpopuler