Bagi Prabowo Persatuan Bangsa Adalah Segala-galanya

- 24 April 2022, 03:25 WIB
Wakil ketua MPR RI, H. Ahmad Muzani/Istimewa
Wakil ketua MPR RI, H. Ahmad Muzani/Istimewa /

SUARA SOPPENG -- Wakil Ketua MPR RI yang juga Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri silaturahmi dengan ulama, pimpinan ormas, akademisi, dan cendikiawan masyarakat Jawa Barat di Gedung Yayasan Darul Hikam, Bandung, Sabtu (23/4/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Muzani menekankan mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai persoalan. 

Menurut Muzani, besarnya persoalan bangsa Indonesia dalam menghadapi Covid-19 adalah bukti nyata jika kita bersatu dalam menghadapi masalah tersebut dan akhirnya persoalan itu dapat diatasi.

Baca Juga: Ketua Forikan Rahma Nursaid Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan

Karena itu, sebagai negara besar kita harus memiliki pemimpin yang menjunjung tinggi persatuan. Karena dengan persatuan negara akan menjadi kuat. Untuk menjaga persatuan kita tidak boleh cepat tersinggung, apalagi dengan mementingkan harga diri dan kepentingan pribadi.

Persatuan sebuah bangsa tidak mungkin dipelihara jika para pemimpinnya orang-orang yang cepat tersinggung. Harganya dirinya lebih tinggi di atas rata-rata.  

Baca Juga: Andi Batara Lantara, Sosialisasi Nilai-Nilai Kebangsaan dan Keagamaan di Bone

"Itulah mengapa Pak Prabowo lebih memilih untuk menjaga persatuan bangsa seusai pilpres 2019. Pembelahan yang mengancam persatuan bangsa amatlah nyata dan Pak Prabowo tidak mau bangsa ini terbelah, apalagi sampai terjadi pertumpahan darah. Karena itu beliau memutuskan untuk menjaga persatuan ini dengan bersama-sama membangun pemerintah di bawah kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Muzani. 

Muzani mengatakan, memang keputusan ini tidaklah populer. Sampai sekarang sering disalahpahami, disalah mengerti, bahkan Prabowo juga sering dimaki sampai dicaci.

Baca Juga: Warga Sukabumi Mengaku Salut Kiprah Heri Gunawan

Tapi itu adalah harga sebuah persatuan dan akhirnya seuasana kondusif terjadi sampai sekarang. Apalagi ketika kita menghadapi pandemi Covid-19, kerukunan dan kebersamaan sangat kita rasakan. 

Pemimpin-pemimpin kita terdahulu telah memberi teladang pentint dalam menjaga persatuan bangsa. Sebagai contoh Bung Karno memilih meninggalkan Istana Bogor daripada melawan rezim Orde Baru ketika itu. Meskipun kekuatan Soekarnois amatlah memungkinkan untuk melawan. 

Baca Juga: Momentum Ramadhan 1443 H, Komunitas Soppeng Berlari Berbagi ke Panti Asuhan Yasrib Soppeng

Demikian juga Presiden Soeharto memilih mundur ketika desakan demonstran begitu masif memintanya lengser. Padahal, ABRI dan Polri masih berada di belakangnya. Begitupun dengan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang memilih meninggalkan Istana Negara.

Semua itu dilakukan untuk tetap menjaga persatuan bangsa dan menghindari pertumpahan darah, agar persatuan bangsa kita yang dibangun susah payah dapat tetap terjaga. 

Baca Juga: Kaswadi Razak Pimpin Apel di Markas Kepolisian Resort Soppeng

Menurut Muzani, Jawa Barat telah memberi dukungan yang sangat berarti kepada Prabowo maupun Gerindra dalam Pileg dan Pilpres 2019. Sehingga tanggung jawab Gerindra dalam menjaga komunikasi antara masyarakat Jawa Barat harus tetap terjaga.

Gerindra yakin kedewasaan masyarakat Jawa Barat dalam menerima kenyataan politik akan mengutamakan persatuan bangsa di atas segala-galanya. Meskipun pada awalnya keputusan itu mendapat pro dan kontra. 

Baca Juga: Momentum Harlah ke-88, GP Ansor Kota jayapura Adakan Doa dan Buka Puasa Bersama

"Pak Prabowo menyampaikan terimakasih, dukungan masyarakat Jawa Barat hebatnya tiada tara. Harapan dari para petani, nelayan, pedagang, ulama, habaib, jawara, cendirikan dan semua telah memperkuat posisinya. Namun, tidak mungkin perbedaan antara 01 dan 02 itu terus dipelihara, karena kita harus menyongsong masa depan. Keputusan itu diambil Pak Prabowo semata-mata hanya untuk menjaga persatuan kesatuan rakyat dan bangsa dan itu kita rasakan sampai saat ini," jelas Muzani yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPR RI. 

Kemudian Muzani mencontohkan keteladanan pemimpin negara-negara di dunia seperti Presiden Palestina Yasser Arafat.

Baca Juga: Momentum Harlah ke-88, GP Ansor Kota jayapura Adakan Doa dan Buka Puasa Bersama

Presiden Arafat pernah berpidato, ambilah sebagian meski kita tidak bisa mempertahankan semua. Pernyataan itu disampaikan Yasser Arafat ketika pada akhirnya dia harus berdamai dengan Israel dan Palestina hanya mendapatkan sebagian dari tanah yang diperjuangkannya.

"Ambilah sebagian, meski kita tidak bisa memiliki semua. Itulah pidato yang pernah disampaikan Presiden Palestina Yasser Arafat. Itulah yang disampaikan Yasser Arafat ketika ingin berdamai dengan Israel. Dia memahami bahwa sebagai pemimpin dia harus mengambil keputusan terbaik di tengah kondisi Palestina yang terus menerus di bawah aneksasi Israel. Lalu kemudian munculah perjanjian perdamaian yang menetapkan bahwa rakyat Palestina bisa berhuni di Gaza dan di Tepi Barat. Karena dengan demikian Yasser bisa memberikan keamanan dan kenyaman untuk rakyatnya, meski dia tidak bisa memberikan yamg terbaik, meski dia tidak bisa mempertahankan tanah airnya secara menyeluruh," ujar Wakil Ketua MPR itu. 

Baca Juga: Aksi Demonstrasi 21 April 2022, Megawati: Belum Apa-Apa duh Demo-Demo, Paham Gak Mahasiswa?

"Semangat itulah yang dilakukan Pak Prabowo. Jabatannya sebagai Menteri Pertahanan bisa digunakan untuk memperkuat pertahanan negara. Sebagai Menhan, beliau tiada henti untuk terus meperkuat pertahanan negara, apalagi dalam keamanan dunia yang tidak menentu seusai invasi Rusia ke Ukraina. Pertahanan negara amatlah vital bagi keamanan perdamaian suatu negara. Tidak pernah ada suatu negara aman dari gangguan negara lain," tutup Muzani. 

Baca Juga: Wujudkan Generasi Qurani, Bupati dan wakil Bupati Wajo Kompak Semangati Penghafal Alquran

Dalam acara ini turut dihadiri Ketua DPD Gerindra Jabar M Taufik Hidayat, anggota DPR Gerindra Sodik Mujahid, Prasetyo Hadi, dan sejumlah anggota DPRD Gerindra Jawa Barat.

Editor: Usman, S.Pd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah