Meski Ekspor Rusia Dihentikan Eropa, Ternyata Anggarannya Tetap Tangguh, Ini Kecerdasan Vladimir Putin

9 April 2022, 15:33 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden Vladimir Putin /Silmi Akhsin/

SUARA SOPPENG - Dampak invasi Rusia ke Ukraina membuat negara barat menghentikan berbagai ekspor dari negara yang dipimpin Vladimir Putin, Sabtu 9 April 2022.

Termasuk penghentian ekspor energi untuk negara di kawasan Eropa.

Bukan takut, malah Vladimir Putin mengancam untuk memutus penyaluran gas ke Eropa dinilai akan memiliki dampak yang kuat.

Baca Juga: Polandia Embargo Rusia, Ekspor Minyak Hingga Batubara Rusia Akan Kena Imbas

Pasalnya, hingga saat ini anggaran negara Vladimiri Putin justru masih tangguh dan tidak bergeming meski ditekan oleh negara barat.

Vladimir Putin menurut Dasha Afanasieva, Kolumnis Reuters pemimpin yang cerdas dalam mengelola keuangan negara.

Meski berbagai pihak (Barat) menekan dan menutup kerang ekspor terutama bidang energi, namun ternyata Rusia tetap kuat dari segi anggaran.

Bagamana Vladimir Putin mengelola anggaran yang tetap tangguh ditengah Invasinya? Ini analisanya:

Baca Juga: Hargai Islam, Vladimir Putin Melarang Pasukan Chechnya Perang Selama Ramadhan

Dasha Afanasieva, kolumnis Reuters, menganalisis kecerdasan Vladimir Putin menghadapi tekanan ekonomi dari negara-negara Barat dalam tulisannya yang dimuat pada 8 April 2022.

Secara sepintas, embargo energi, baik yang diberlakukan pihak Rusia pada Eropa atau sebaliknya, terdengar seperti pukulan mematikan bagi keuangan negara.

Namun, anggaran Vladimir Putin terbukti relatif tangguh. Saat ini, anggaran yang tersedia sekitar 9 triliun rubel atau setara dengan Rp1,7 kuadriliun.

Menurut Afnasieva, pendapatan pemerintah Rusia berasal yang berasal dari minyak dan gas tahun lalu, jumlahnya 40 persen nilai ekspor ke Eropa serta surplus anggaran 7 miliar dolar AS atau Rp100 triliun.

“Itu artinya, Rusia dapat memotong ekspor minyak sekitar sepertiga tanpa kehilangan pendapatan,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat dari Reuters, Sabtu, 9 April 2022.

Baca Juga: Konflik Rusia vs Ukraina Memicu Perang Dunia III, 6 Negara Diduga Akan Mendukung Vladimir Putin

“Selain itu harga kemungkinan akan naik lebih jauh setelah embargo, mengimbangi diskon apa pun yang perlu ditawarkan Moskow kepada pembeli,” ujar Afnasieva.

Pihak oposisi masih bisa berpegang pada penurunan PDB 15 persen untuk menekan pendapatan Rusia dan mendorong defisit anggaran.

Namun, Vladimir Putin dengan cermat mengurangi pengeluaran hingga triliunan rupiah di beberapa sektor, di antaranya perawatan kesehatan negara dan anggaran pertahanan.

Vladimir Putin membiarkan rubel terdepresiasi supaya kemudian terjadi peningkatan pendapatan rubel yang dihasilkan oleh ekspor.

Baca Juga: Sanksi Amerika Dianggap Tidak Ampuh, Mantan Presiden Rusia Sebut Akan Terbentuk Tatanan Keuangan Baru

Selain itu, AS dan Eropa tidak boleh lupa bahwa Vladimir Putin masih memiliki sekitar $160 miliar atau Rp2,29 kuadriliun cadangan yang tidak kena sanksi Barat.

Jumlah ini meningkat jika dikalkulasikan dengan sekitar $50 miliar atau Rp718 triliun dana anggaran yang disimpan sampai lebih banyak ekspor dapat dialihkan ke India atau China.

Dasha Afanasieva mengatakan, embargo energi akan merepotkan Rusia, tetapi mungkin tidak sampai melumpuhkan Vladimir Putin.

“Itu berarti peringatan Kremlin untuk memotong Barat bukanlah ancaman liar, dan jika Eropa benar-benar memblokir ekspor Rusia, perang tragis ini tidak mungkin berakhir dalam semalam,” ucapnya.***

Editor: Silmi Akhsin

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler