Pasukan Muslim Pro Rusia Klaim Kuasai Kota Mariupol, WaliKota: 308 Warga Dideportasi ke Rusia

- 24 April 2022, 12:52 WIB
Rusia Gagalkan Serangan Drone Milik Ukraina
Rusia Gagalkan Serangan Drone Milik Ukraina /Silmi Akhsin/

SUARA SOPPENG - Pasukan muslim pro Rusia, mengklaim berhasil menguasai Kota Mariupol yang ada di Ukraina, Minggu 24 April 2022.

Hal tersebut disampaikan anggota Parlemen Federasi dari Republik Chechnya, Adam Delimkhanov.

Adam mengklaim pihak Rusia berhasil menghancurkan pelabuhan Mariupol di Ukraina.

Baca Juga: Rusia Klaim Menangkan Pertempuran di Mariupol, 4.000 Tentara Ukraina gugur

Adam juga disebut sebagai salah satu komandan pasukan khusus Chechnya yang beraksi di Mariupol.


Mengutip Themoscowtimes.com, Pemimpin Chechen Pro-Rusia, Ramzan Kadyrov, mengunggah video pernyataan, Adam Delimkhanov di media sosial.

Dalam video itu, Delimkhanov mengenakan seragam tempur bersama puluhan tentara Chechen di depan gedung administrasi milik pabrik baja Azovstal di mana pasukan Ukraina terus melawan serangan Rusia.

Presiden Vladimir Putin memuji pembebasan Mariupol dan memerintahkan agar pasukan Ukraina yang tersisa diblokade di dalam pabrik baja.

"Bisa dikatakan operasi khusus untuk menghancurkan dan membersihkan Mariupol telah selesai hari ini," kata Delimkhanov dalam video tersebut.

Baca Juga: Presiden Rusia, Vladimir Putin Surati Israel Imbas Sengketa Tanah Gereja di Yerusalem

"Perintah Presiden Vladimir Putin telah terlaksana,"imbuhnya.

Delimkhanov tidak menyebutkan secara jelas apakah maksud pernyataannya menunjukkan bahwa Putin dan Kadyrov memerintahkan penghancuran Mariupol.

Atas serangan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan situasi di Kota Mariupol sangat buruk.

Zelensky mengklaim sekitar 120 ribu warga sipil dilarang meninggalkan kota Mariupol yang terkepung.

"Situasinya sulit seperti yang Anda ketahui. Situasinya buruk. Kami percaya itu tidak berubah sejak kemarin,"kata Zelensky.

Baca Juga: Rusia Akan Serang Pihak Yang Membantu Ukraina Termasuk NATO

"Seperti yang Anda ketahui beberapa ribu orang terjebak, termasuk prajurit dan warga sipil, terutama wanita dan anak-anak. Saya juga mengatakan kepada rekan-rekan bahwa hampir 120 ribu warga sipil terjebak di Mariupol menurut perkiraan kami,"pungkasnya.

Rusia Deportasi Warga Mariupol

Pejabat Ukraina mengklaim pada Sabtu 23 April 2022 bahwa Rusia secara paksa mendeportasi 308 warga Mariupol ke Primorsky Krai di wilayah Timur Jauh Rusia.

Dari 308 warga yang dideportasi, sebanyak 90 di antaranya adalah anak-anak.

"Rusia secara paksa mendeportasi warga Ukraina dari Mariupol ke Primorsky Krai - 8.000 kilometer dari tanah air mereka,"kata Lyudmyla Denisova, Komisaris Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia.

Menurut Denisova, sukarelawan melaporkan bahwa sebuah kereta api mengangkut 308 warga Ukraina dari Mariupol tiba di kota Nakhodka pada Kamis (21/4).

Kereta itu mengangkut ibu-ibu, anak kecil, penyandang disabilitas, dan pelajar.

Baca Juga: Turki Hingga Rusia Kecam Penyerangan Israel di Masjid Al Aqsa Palestina

Denisova juga menyertakan foto-foto yang menunjukkan kedatangan warga Ukraina di stasiun kereta api dalam unggahan Telegramnya.

Portal berita lokal Rusia di Vladivostok,vl.com, juga mempublikasikan gambar dan video yang menunjukkan pengungsi dari Mariupol tiba dengan kereta api.

Lebih lanjut, Denisova mengklaim penduduk Mariupol dikirim dengan bus ke akomodasi sementara di kota Wrangel.

Mereka juga diharapkan menerima dokumen baru yang memungkinkan mereka bekerja di Rusia.

Dalam unggahan tersebut, Denisova juga menyatakan bahwa Rusia telah melanggar Konvensi Jenewa mengenai Perlindungan Orang Sipil di waktu Perang.

Baca Juga: Meski Ekspor Rusia Dihentikan Eropa, Ternyata Anggarannya Tetap Tangguh, Ini Kecerdasan Vladimir Putin

"Pendudukan Rusia [di Mariupol] sangat melanggar ketentuan Pasal 49 Konvensi Jenewa tentang Perlindungan Orang Sipil di Masa Perang, yang melarang relokasi paksa atau deportasi orang dari wilayah pendudukan," kata Denisova.


Sementara itu, Petro Andriushchenko, seorang penasihat Wali Kota Mariupol, juga mengklaim bahwa Rusia mendeportasi 308 penduduk Mariupol ke Vladivostok pada Kamis (21/4).

Hal itu dibenarkan oleh unggahan Wali Kota Mariopul yang mengatakan bahwa dari 308 warga yang dideportasi, 90 di antaranya adalah anak-anak.

"Orang-orang diakomodasi di sekolah dan asrama. Kemudian direncanakan untuk mengirim mereka ke berbagai pemukiman di Primorsky Krai," tulis unggahan Telegram Wali Kota Mariupol.***

 

Editor: Silmi Akhsin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah