Pimpinan MPR RI, Ahmad Muzani Buka MUNAS I Jaringan Ulama Timur Tengah Indonesia

- 18 Juni 2022, 22:10 WIB
Pimpinan Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia berfoto bersama Sekjen Gerindra yang juga Wakil ketua MPR RI H, Ahmad Muzani
Pimpinan Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia berfoto bersama Sekjen Gerindra yang juga Wakil ketua MPR RI H, Ahmad Muzani /Usman/

 

SUARA SOPPENG  – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) H. Ahmad Muzani mengatakan bahwa ulama alumni Timur Tengah, memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara yang menyatukan keberagaman di Nusantara.

Hal itu ditegaskan Muzani saat membuka sekaligus memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi dan Musyawarah Nasional 1 Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022

Dalam acara tersebut hadir Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12, Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR RI dan mantan Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, Ustadz Bachtiar Nasir, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan serta perwakilan kedutaan dari negara Timur Tengah.

Baca Juga: Tiga Nama Bakal Calon Presiden 2024 Partai Nasdem

Pada kesempatan ini, Muzani berbicara tentang pentingnya serta peran para alumni Timur Tengah dalam menjaga Pancasila sebagai dasar negara.

"Dalam sejarahnya alumni Timur Tengah telah membuat Nusantara sampai menjadi Indonesia, menjadi dikenal sebagai sebuah kekuatan bangsa. Kita bisa hidup rukun dalam aneka kebhinekaan dan saling toleran serta menghormati satu sama lain karena para ulama dari Timur Tengah," kata Ahmad Muzani.

Baca Juga: Airlangga Hartanto Buka Peluang Partai Lain Gabung di Koalisi Indonesia Bersatu

Hal itu bisa terjadi karena konsep negara dan keyakinan beragama saling beriringan, tidak bertentangan. Menurutnya, hal ini juga yang berbeda dengan banyak negara di Timur Tengah di mana pertentangan keduanya sering berujung pada peperangan, bahkan pertumpahan darah.

"Konsep negara dan keyakinan beragama di Indonesia saling bertemu. Di banyak negara berbeda keyakinan bisa menjadi perang. Indonesia tentu berbeda, keanekaragaman menjadi satu kekuatan meski kita berbeda dalam keyakinan. Pertentangan agama dan konsep negara banyak berujung pada pertumpahan darah," terangnya.

Halaman:

Editor: Usman, S.Pd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x