Anies Yang Tidak Menarik Pada Akhirnya Ditarik Oleh Prabowo

- 6 Oktober 2022, 16:14 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan /jakarta.go.id/

Akan tetapi sebeken dan sementereng apa nama seorang Anies pada saat itu, tetap saja ia tidak begitu menarik di mata sang Presiden. Buktinya ia dicopot. Jika saudara penasaran dengan sebab pencopotan itu, saya berani bertaruh saudara tidak akan menemukan apa alasan sang Presiden melakukannya. Mau bukti? Silahkan saudara bongkar pasang di mesin pencarian gugel atau google. Jika berhasil menemukan hubungi saya segera. Tak kasih bonus sampeyan dengan catatan dan ketentuan berlaku. 

Sampai dengan detik ini saya masih berusaha mencari tahu apa penyebab Anies dicopot? Terus Terang saja saya menjadi overthinking terhadap tindakan yang diambil Pak Presiden kala itu. Anies loh ini! Anak dari salah satu pejuang kemerdekaan kita.

Baca Juga: APBD Pemkab Soppeng  2023, Ada Belanja Tak Terduga Rp 4.5 M

Anies loh ini! Salah satu mantan rektor terbaik yang pernah dimiliki Universitas Paramadina. Lalu apa penyebabnya? Sederhananya, penyebab Anies dicopot bisa jadi ia tak lagi menarik untuk dijadikan pembantu Presiden. Itu saja biar ndak makin panjang pembahasannya.

Beda Anies - Beda Prabowo. Demikian yang selanjutnya hendak ingin saya sampaikan kepada saudara pembaca. 

Tatkala Anies mulai menjalani hari-harinya di rumah, menghabiskan waktu bersama dengan sanak keluarganya. Lebih tepatnya ia nganggur dalam urusan-urusan birokrasi, adalah Prabowo yang tertarik kepada mantan menteri hasil reshuffle ini. Pun Prabowo juga yang membawa Anies keluar dari keterpurukan karirnya. 

Katakanlah Anies tak mungkin kembali ke lingkungan akademis yang ia geluti puluhan tahun pasca reshuffle. Tapi kemungkinan besar ia bisa  masuk ke dalam lingkungan baru, itu bisa saja terjadi. Dan peluang itulah yang dilihat oleh Prabowo. Anies ditarik masuk ke dunia politik. 

Baca Juga: Pasang Foto Profil Hitam-Putih, Akun Partai Gerindra 'Off For a While'

Setahun kemudian ia muncul sebagai kandidat calon gubernur di DKI Jakarta. Gerindra kala itu sebagai Partai yang mendukung penuh pencalonan Anies dan memang tak main-main dukungan itu. Gerindra All out hingga pada putaran kedua. Habis-habisan, mati-matian mendukung Anies agar menang dalam pertarungan itu. Pilkada serasa Pilpres! Dan hasilnya kita semua tahu. Anies keluar sebagai pemenang. Sungguh sebuah pertarungan di gelanggang politik yang alot. 

Ya, saya berani menyatakan hal itu sebab Gerindra maupun PDIP yang kala itu mendukung pencalonan Anies dan Ahok mendatangkan seluruh kader partai se-Indonesia ke Ibukota untuk terlibat langsung dalam memenangkan keduanya. Ini bukan drama heroik yang sekadar saya tulis. Saudara bisa percaya, bisa juga tidak. 

Halaman:

Editor: Usman, S.Pd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x