Network
SUARA SOPPENG, Meskipun pernah bersama-sama dalam koalisi, namun bergabungnya Partai Demokrat ke dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) kali ini dinilai memiliki sesuatu yang berbeda.
Pasalnya, ada misi yang dibayang-bayangi kekecewaan dalam kesepakatan politik sebelumnya saat Demokrat bergabung dalam koalisi perubahan, demikian dikatakan pengamat politik Jajat Nurjaman.
Dalam pandangan Jajat, kehadiran Partai Demokrat dalam Koalisi Indonesia Maju memberikan keuntungan tersendiri. Selain bertambahnya kekuatan politik dalam koalisi, ada juga potensi kekecewaan yang dapat menjadi pemicu semangat dalam kontestasi pilpres mendatang.
Baca Juga: Ini Cara dan Jadwal Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023
"Dalam hal ini tentu saja Koalisi Indonesia Maju cukup diuntungkan, selain bertambahnya kekuatan politik, di sisi lain kekecewaan Demokrat sebelumnya bisa menjadi pemicu semangat dalam kontestasi pilpres mendatang," tutur Jajat.
Jajat menambahkan, koalisi besar yang digagas oleh Gerindra, Golkar, PAN, PBB, Gelora, PSI, hingga Demokrat, menunjukkan bahwa sosok pak Prabowo mampu menyatukan elemen yang sebelumnya memiliki pandangan politik yang berbeda.
Hal ini membuktikan bahwa Prabowo dapat dianggap sebagai sosok pemersatu. Dengan demikian, dalam pilpres 2024, secara perhitungan di atas kertas, Prabowo sudah unggul.
Baca Juga: Relawan Perempuan Perantau Pendukung Prabowo Solid Menangkan Prabowo
"Pentingnya mendapatkan kekuatan politik besar dalam sebuah perhelatan pilpres tidak hanya menunjukkan sebuah kekuatan besar, namun yang paling utamanya adalah bahwa sosok Capres sudah menunjukkan bahwa kehadirannya dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini menjadi salah satu keunggulan pak Prabowo dibandingkan dengan calon presiden lainnya," tutup Jajat
