Sejarah Masuknya Islam Di Bumi Latemmamala Soppeng, Aride: Sosok Petta Bulu Matanre Pembawa Peradaban Islam

- 12 Februari 2022, 00:03 WIB
Pemangku Adat Mattabulu, Aride,S.Sos
Pemangku Adat Mattabulu, Aride,S.Sos /Tangkapan Layar Youtube/Mitodologi Bumi Sulawesi

SUARASOPPENG.COM - Sejarah masuknya islam di Kabupaten Soppeng diungkapkan oleh pemangku adat Mattabulu, Aride, S.Sos. Sejarah awal terbentuknya Soppeng diawali oleh orang Sewo "sosso"(dataran tinggi soppeng) Bulu Matanre yang bermigrasi kedataran rendah Soppeng (Sewo).

Jarak antara sewo dengan Bulumatanre berdekatan dan masih berkerabat dekat. Bukit Bulu Matanre ini awalnya adalah sebuah kerajaan. Dimana tempat ini menjadi pusat pemerintahan Bulu Matanre yang memerintah wilayah Mattabulu khususnya disoppeng pada saat itu.

Tempat ini merupakan kediaman Petta Bulu Matanre bersama keluarga dan masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan makam-makam tua yang menandakan dahulu wilayah ini padat penduduk.

Jika kembali ke awal sejarah, dahulu Soppeng hanya terdapat dua kerajaan yakni kerajaan Petta Bulu Matanre dan Kerajaan Gattareng.

Kerajaan Petta Bulu Matanre membawahi Soppeng Riaja dan kerajaan Gattareng membawahi Soppeng Rilau. Sekarang Soppeng Riaja merupakan wilayah Kabupaten Barru. Dimana Kabupaten Barru berbatasan langsung dengan Kabupaten Soppeng.Terbukti lebih banyak masyarakat Barru yang berziarah dibanding dengan masyarakat Soppeng

Masuknya Islam di Soppeng

Awalnya Petta Bulu Matanre tidak mengetahui agama dan kepercayaan yang beliau yakini, hanya meyakini bahwa sang pencipta itu hanya satu.

Setelah beliau mendengar kabar bahwa agama islam dapat menuntun kita menjadi lebih baik. beliau berangkat ke tanah arab untuk memanggil Tuang Lonrong (ulama asal Mekkah) untuk dipanggil mengajarkan agama islam di Soppeng.

Sejak saat itulah masyarakat yang ada di Bulu Matanre diajarkan tentang bagaimana syarikat islam hingga terbentuk peradaban baru.

Masa Petta Bulu Matanre diyakini masa peradaban islam di Kabupaten Soppeng. Banyak yang memperdebatkan beliau islam atau belum, namun saya berani mengatakan beliau sudah beragama islam,ungkap Aride, S.Sos saat wawancara di kanal youtube Mitologi Bumi Sulawesi.

Tetapi saya sebagai juru kunci melihat dengan fakta bahwa dimana makam beliau telah menghadap keutara dan memiliki nisan,itulah ciri cir makam islam.

Namun belum diketahui tahun peradaban itu terjadi dikarenakan tidak adanya bukti tertulis mengenai abad keberapa masa pasti Petta Bulu Matanre. Jika mengacu kepada sejarah masuknya islam di Sulawesi Selatan tahun 1607 M,kemungkinan pada masa Petta Bulu Matanre bisa saja telah islam.

"Saya kadang memikirkan hal itu. ketika saya merenungkan dan membandingkan dengan masa Syekh Abdul Madjid yang menyebarkan islam di Soppeng 1609 M. Syekh Abdul Madjid merupakan penyebar islam pertama di Soppeng namun masa petta Bulu Matanre jauh sebelum itu. Dimana Petta Bulu Matanre telah islam sebelum masa itu,"terangnya.

Artinya islam ada di Soppeng jauh sebelum abad ke 16 M atau abad masuknya islam di Sulawesi Selatan.

cerita turun temurun yang kami yakini bahwa Petta Bulu Matanre yang memimpin Soppeng sebelum terbentuknya Addatuang Soppeng diawal aad ke 15 M. Jika dapat dibuktikan benar tidaknya sejarah ini artinya disimpulkan bahwa ada sejarah terputus di tanah Bumi Latemmamala, Soppeng.

"Saya berharap ini dapat dipublikasikan bahwa sejarah Petta Bulu Matanre adalah awal terbentuknya Kabupaten Soppeng,"harapnya.

Petta Bulu Matanre dikenal dengan sebutan Lapassari tapi beliau juga memiliki nama bangsawan yakni Andi Powelori dan nama islam yakni Syekh Muhammad Ali. Namun Masyarakat disini memanggil dengan sebutan Lapassari karena itu nama terdekatnya. Masyarakat memanggil dengan sebutan Lapassari karena pekerjaan utama masyarakat Mattabulu adalah penyadap gula yang disebut 'Passari'.

Kerajaan Petta Bulu Matanre dikaitkan erat hubungannya dengan Luwu, karena material sekitar makam berasal dari Luwu. Itu dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh arkeolog dari Unhas bekerja sama dengan peniliti dari Amerika Serikat.

Sejak 26 tahun lalu makam Petta Bulu Matanre ramai dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah. Alasannya beragam ada yang menganggap dirinya keturunan beliau, ada yang mendapatkan wangsit, dan ada yang mengatakan orang tuanya sering berziarah.

Budaya Masyarakat Mattabulu

Masyarakat yang berziarah ke makam Petta Bulu Matanre membawa makanan bukan untuk beliau atau meminta sesuatu namun itu hanya simbol yang merupakan tradisi dan kebiasaan msyarakat yang harus dilestarikan. Selain itu, budaya Pattaungeng yang diperingati setiap bulan september dimaknai sebagai rasa tanda syukur terhadap desa Mattabulu.

Budaya 'Pattaungeng' adalah budaya Dimana Masyarakat dikumpulkan untuk membicarakan persiapan memasuki musim tanam
sebagai masyarakat beradab dan berbudaya ini adalah simbol untuk bersilatuhrahmi dan berkumpul ditempat ini (makam Petta Bulu Matanre). Namun keterlibatan pemuda pada budaya Pattaungeng ini masih sangat minim sebagian besar hanya dilakukan oleh orang tua.***

Editor: Silmi Akhsin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x