Hargai Islam, Vladimir Putin Melarang Pasukan Chechnya Perang Selama Ramadhan

4 April 2022, 22:15 WIB
Perang Rusia VS Ukraina /

SUARA SOPPENG - Presiden Rusia, Vladimir Putin memiliki pasukan yang diandalkan pada Invasi ke Ukraina, Senin 4 April 2022.

Pasukan itu adalah Kadyrovtsy atau pasukan khusus republik Chechnya yang beragama Islam.

Vladimir Putin bukan tanpa alasan mengatakan pasukan muslim Chechnya menjadi pasukan andalan invasi ke Ukraina, sebab berhasil menaklukkan Mariupol.

Baca Juga: Eks Koruptor Wisma Atlet SEA Games, Angelina Sondakh Curhat Ingin Ketemu SBY dan Sampaikan Hal Ini!

Namun, Vladimir Putin mengetahui pasukan Chechnya sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan sehingga presiden Rusia melarang pasukan Chechnya untuk perang.

Ini merupakan bentuk penghormatan Vladimir Putin kepada pasukan Rusia yang beragama Islam.

Putin tahu persis bahwa seluruh pasukan Chechnya akan berpuasa di tengah perang.

Putin khawatir, rasa haus dan lapar akan mempengaruhi kemampuan pasukan Chechnya yang akan sangat berisiko.

Baca Juga: Pasca Duel Tinju Azka Corbuzier VS Vicky Prasetyo, Farhat Abbas: Ini Tindakan Eksploitasi Anak

Baca Juga: Upaya Percepatan digitalisasi Keuangan, Indah Minta Warga Bayar Retribusi dan Pajak Pakai QRIS

Perintah Putin ini dikonfirmasi langsung oleh Kadyrov, selaku pemimpin tertinggi militer Chechnya.

"Presiden Putin meminta saya untuk menangguhkan pekerjaan saya (berjuang bersama pasukan Rusia di Ukraina) pada bulan Ramadhan. Karena, rasa lapar dan haus mempengaruhi kemampuan saya," kata Kadyrov.

Sebelumnya Presiden Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrov, merilis sebuah video yang menunjukkan aksi militer Chechnya menduduki Mariupol.

"Pasukan kami aktif menyerang pabrik metalurgi Azovstal, di mana sisa-sisa milisi batalyon nasional berlindung. Kita bisa lihat quadcopter taktis memantau wilayah, mengidentifikasi dan menembak musuh,"ujar Kadyrov.

Diketahui, Perang di Ukraina dimulai pada 24 Februari ketika Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus", serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.***

 

 

 

Editor: Silmi Akhsin

Tags

Terkini

Terpopuler