3. Penyakit Autoimun
Sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat, termasuk sel punca di sumsum tulang, merupakan gejala penyakit autoimun. Itulah mengapa ketika seseorang mengidap penyakit autoimun, maka kemungkinan terserang anemia aplastik sangat tinggi.
4. Infeksi Virus
Virus seperti HIV, Parvovirus B19, hepatitis, Cytomegalovirus, dan Epstein-Barr sering dikaitkan sebagai virus penyebab rusaknya sumsum tulang. Ketika virus-virus ini sudah merusak sumsum tulang, maka produksi sel darah baru menjadi menurun dan memicu anemia aplastik.
5. Terapi Kanker
Penderita kanker yang sering menjalani terapi kanker seperti kemoterapi atau radioterapi juga berisiko tinggi terkena gangguan ini. Terapi ini dapat merusak sel punca di sumsum tulang sehingga mempengaruhi produksi sel darah dalam tubuh.
6. Konsumsi Obat
Beberapa jenis obat seperti rheumatoid arthritis dan antibiotik chloramphenicol dapat memicu kerusakan sumsum tulang. Hal ini kemudian berimbas pada penurunan produksi sel darah dalam tubuh dan memicu anemia aplastik.
7. Bahan Kimia
Seseorang yang sering terpapar bahan-bahan kimia seperti benzene, insektisida, dan pestisida juga berisiko tinggi terkena gangguan ini. Kandungan zat-zat dalam bahan-bahan kimia tersebut dalam merusak sumsum tulang.
Bagaimana Pengobatannya?
Ada beberapa jenis pengobatan yang bisa diikuti untuk mengatasi anemia aplastik. Pemilihan pengobatan untuk kondisi ini berbeda tergantung tingkat keparahan yang dialami penderitanya. Berikut ini beberapa cara mengobati anemia aplastik: