"Pendudukan Rusia [di Mariupol] sangat melanggar ketentuan Pasal 49 Konvensi Jenewa tentang Perlindungan Orang Sipil di Masa Perang, yang melarang relokasi paksa atau deportasi orang dari wilayah pendudukan," kata Denisova.
Sementara itu, Petro Andriushchenko, seorang penasihat Wali Kota Mariupol, juga mengklaim bahwa Rusia mendeportasi 308 penduduk Mariupol ke Vladivostok pada Kamis (21/4).
Hal itu dibenarkan oleh unggahan Wali Kota Mariopul yang mengatakan bahwa dari 308 warga yang dideportasi, 90 di antaranya adalah anak-anak.
"Orang-orang diakomodasi di sekolah dan asrama. Kemudian direncanakan untuk mengirim mereka ke berbagai pemukiman di Primorsky Krai," tulis unggahan Telegram Wali Kota Mariupol.***