Dua hal di atas menjadi semacam bukti konkrit kalau saat ini ada banyak sekali lawan-lawan politik Prabowo yang mulai diserang oleh "gejala" Overthinking. Menukil dari sebuah catatan artikel, Overthinking merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk memikirkan sesuatu secara berlebihan baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.
Berita Hoax yang di atas membuktikan bahwa si pembuat berita (lawan politik _red), benar-benar dalam rasa cemas yang luar biasa. Mereka dalam kekhawatiran yang berkepanjangan.
Hari-hari mereka banyak dihantui oleh bayang-bayang sosok Prabowo. Bahkan bisa jadi mereka cenderung merefleksikan tindakan itu dengan berbicara kepada diri sendiri; Bagaimana jika Prabowo jadi presiden? Bisa jadi dia akan membasmi seluruh bisnis ilegal kami. Kasus-kasus korupsi kita akan dibongkar habis. Pada akhirnya kita akan mati dan membusuk di lubang penjara. Maka kita harus menyerang Prabowo dengan isu Hoax!
Bayangkan kawan. Bayangkan bagaimana jika rasa cemas itu benar-benar dialami oleh mereka.
Di sisi lain, saat ini seorang Prabowo sedang tenang-tenang saja. Saking senangnya ia membiarkan orang-orang yang tak suka dengan dirinya bagai angin lalu. Prabowo tetap fokus pada tugas dan tanggung jawabnya selaku pembantu presiden. Karena bagaimanapun Prabowo tahu, Prabowo paham apa yang harus dilakukan untuk kemajuan negaranya.
Lihat saja bagaimana ia rela panas-panasan ikut memastikan pendistribusian BLT di tanah Maluku. Belum lagi ia memastikan pembangunan Rumah Sakit bagi prajurit TNI di daerah-daerah terpencil. Pendidikan pun ia sasar. Lihatlah bagaimana Sang Patriot memastikan generasi-generasi muda yang ada di Universitas Pertahanan sana.
Pertanyaannya, dengan kenyataan yang ada, masihkah saudara yang terlalu overthinking ini mencemaskan Prabowo sebagai Presiden yang akan datang?
Sekian. ***