PRABOWO DAN SIKAP OVERTHINKING LAWAN POLITIKNYA

- 22 September 2022, 17:59 WIB
Prabowo Subianto Djojohadikusumo bersama Prof.Nasaruddin Umar mendampingi Presiden Republik Indonesia saat memberikan keterangan pers usai sholat Idul Adha di Masjid Istiqlal Jakarta
Prabowo Subianto Djojohadikusumo bersama Prof.Nasaruddin Umar mendampingi Presiden Republik Indonesia saat memberikan keterangan pers usai sholat Idul Adha di Masjid Istiqlal Jakarta /Tim dokumentasi menhan RI /

Penulis: Ti Kama

SUARA SOPPENG, OPINI -- Kurang lebih sebulan yang lalu, pertemuan sakral yang dihadiri oleh puluhan ribu kader Partai Gerindra sukses diselenggarakan. Acara itu bukan hanya berjalan lancar tanpa suatu hambatan apapun, melainkan melahirkan sebuah keputusan bersama, terpimpin dan terukur. Keputusan yang tidak main-main.

Keputusan yang melahirkan kembali nama sang Ketua Umum Partai nomor dua terbesar di Indonesia itu sebagai calon Presiden pada perhelatan pemilu yang akan datang. Ya, Prabowo Subianto kembali dicalonkan sebagai Presiden oleh Pratai Gerindra dan tentunya oleh PKB sebagai partner perjuangannya.

Pasca keputusan itu tersiar ke penjuru Indonesia, nama Prabowo kembali diperbincangkan oleh banyak kalangan. Kendatipun ini sudah kali ketiga Sang Patriot turun di gelanggang pertarungan, namun tetap saja topik pembicaraan mengenai dirinya tak pernah berubah. Itu-itu saja, hanya begitu-begitu saja. 

Baca Juga: Lantik Pengurus DPC Cianjur, Muzani Sebut Gerindra Teman Rakyat

Yang terbaru, Prabowo sempat diserang oleh berita Hoax yang bertebaran di seantero media sosial. Diberitakan bahwa sang Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi saat ini tengah tersandung kasus korupsi. Naudzubillah.

Belum lagi isu-isu lain yang kian digiring oleh kelompok “bawah tanah” yang berspekulasi bahwa Gerindra saat ini terpecah belah. Bukan tanpa sebab penggiringan opini itu terjadi. Hal ini bisa saja disebabkan oleh keberadaan kader yang tidak patuh, kader yang sembrono, yang hanya mementingkan nasib personalnya. Kader kutu loncat istilah bekennya. 

Padahal bukankah dalam  sebuah partai politik yang harus diutamakan adalah asas dan tujuan bersama dalam mewujudkan cita-cita bangsa ini? Lagipula tujuan dibentuknya partai politik jelas-jelas untuk merubah keadaan bangsa dari yang semulanya carut-marut menjadi lebih baik lagi. Maka akan terdengar aneh jika ada kader yang seperti itu dalam partai politik bukan?

Baca Juga: Airlangga dan Prabowo Formulasikan Kebijakan Tingkatkan Ketahanan Bangsa

Maksud saya, Gerindra juga harus hati-hati. Gerindra perlu mengidentifikasi kader-kader kutu loncat semacam ini. Pendek kata jika tak bisa berada dalam satu barisan yang sama, silahkan angkat kaki. Ketimbang hanya menjadi duri dan benalu di masa yang akan datang. 

Halaman:

Editor: Usman, S.Pd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x