Waktu itu, Romo Syafii tidak bisa membayangkan bagaimana suasana batin Prabowo Subianto, caci maki semua pendukungnya terus datang kepadanya.
Baca Juga: Dzurriyah Nabi Umi Syarifah Hubabah Annisa dan Romo Syafii Doakan Prabowo
“kalau itu saya, saya belum tentu bisa menerima, tapi Prabowo benar benar berbeda, dengan tersenyum dan penuh ksatria dia menerima untuk gabung ke Pemerintahan," tambah Romo Syafii.
Dalam satu kesempatan Prabowo Subianto bercerita ia mengaku bergabung ke kubu Jokowi karena terinspirasi tokoh-tokoh besar sejarah.
Baca Juga: LK II HMI Cabang Yogyakarta, Romo Syafii: Keislaman dan Kebangsaan Satu Tarikan Nafas
Salah satunya adalah bergabungnya Hideyoshi Toyotomi dan Leyasu Tokugawa di era Sengoku, Jepang.
Ada dua panglima sangat kuat: Hideyoshi Toyotomi dan yang satu Tokugawa Leyasu. Ini dua-duanya hebat, dua-duanya kuat.
Suatu saat mereka hampir perang. Mau berhadapan. Prabowo bercerita, Hideyoshi berkata pada Leyasu bahwa kedua pihak sama-sama punya pasukan kuat. Apabila bentrok, maka akan banyak korban dari kedua pihak.
Hideyoshi berkata "Kalaupun saya menang, anak buah saya banyak yang akan mati. Kalau kau menang, anak buahmu juga banyak mati dan luka. Artinya, besok malam orang tua Jepang, banyak ibu dan bapak Jepang kehilangan anaknya. Akan nangis. Saya tahu anda cinta Jepang, saya juga begitu. Kita mau mempersatukan Jepang dan ingin membikin Jepang kuat. Untuk apa kita perang?"
lalu Si Ieyasu bilang: “'Setelah saya berpikir anda benar. Untuk apa kita perang? Lebih baik kita bersatu” itu pelajaran besar yang bisa kita resapi.