Network
SUARA SOPPENG, Sidrap - Dalam upaya mengantisipasi dampak kemarau yang disebabkan oleh fenomena El Niño, Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Sidrap telah menerapkan sistem lokalisasi pengaliran air irigasi ke daerah-daerah yang membutuhkan pasokan air untuk pertanian.
Muhammad Yusuf, Sekretaris Dinas PSDA Sidrap, menjelaskan bahwa musim kemarau yang melanda beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Sidrap, telah mengakibatkan penurunan volume air di Bendungan Benteng. Hal ini berdampak pada pasokan air irigasi yang semakin berkurang.
"Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah menerapkan sistem gilir untuk saluran pengairan, dengan tujuan utama untuk meminimalkan risiko gagal panen yang dihadapi oleh petani di Sidrap," ujar Yusuf dalam wawancara pada Kamis (7/9/2023).
Yusuf menjelaskan lebih lanjut bahwa untuk Daerah Irigasi Sadang Sidrap yang memiliki luas layanan mencapai 15.500 hektar, berbagai langkah telah diambil untuk meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian jaringan irigasi.
"Selain mengalirkan air secara lokal, kami juga akan menutup pintu-pintu pengambilan air sekunder dan tersier baik pada saluran primer maupun saluran sekunder," ungkap Yusuf.
Langkah berikutnya adalah menerapkan pola pergiliran air antara saluran sekunder dengan pola 4 hari untuk saluran sekunder Belawa yang mencakup Kecamatan Maritengngae dan Watang Sidenreng.
Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Berkomitmen pada Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Sedangkan pola 5 hari akan diterapkan untuk saluran sekunder Sidenreng yang mencakup Kecamatan Watang Pulu, Maritengngae, Tellu Limpoe, dan Panca Lautang.
"Kami juga telah mendirikan posko pengendalian dan pengamanan jaringan irigasi yang beroperasi siang dan malam, bekerjasama dengan pihak keamanan, untuk mencegah penyalahgunaan air," tambah Yusuf.
