"Dan apa yang sebenarnya dipikirkan oleh PEMKAB Kuningan selama ini?. Ketiga aset besar tersebut justru malah memunculkan suasana ekonomi masyarakat yang sekarat," tegasnya.
"Persentase orang miskinnya 13,10%, Tingkat pengangguran terbuka 11,68% , total produksi barang dan jasa masyarakat Kuningan hanya 17,483 Triliun. Angka ini terendah ke dua se-Jawa Barat setelah pangandaran di tambah lagi pendapatan per kapita masyarakat Kuningan terendah ketiga di Jawa barat," tambahnya.
Dalam suasana keprihatinan ini, Pemuda Muhammadiyah menyebutkan angka miskin menjadi miskin ekstrim melaju cepat secepat angka naiknya kekayaan orang kaya yang semakin kaya.
"Kami Pemuda Muhammadiyah Kuningan teramat prihatin melihat fenomena hari ini sekaligus bertanya-tanya sebenarnya kemana arah pengelolaan distribusi APBD selama ini ?.
Kemana Arah pemulihan ekonomi daerah?." tanya Sadam.
Baca Juga: Partai Ummat Kabupaten Tangerang Siapkan Kader Perempuan Bertarung Pemilu 2024
"Kemana arah Pinunjul visi misi Bupati?. Kemana arah penyerapan kebutuhan barang dengan nilai kurang lebih Rp. 24 miliar tiap bulan dana BPNT ? Kemana arah dan dampak tour de linggarjati yang digunakan sebagai promosi kearifan lokal kuningan ?
Kemana arah dibukanya kran perizinan Alfamart yang peranya semakin mempersulit pedagang ritel lokal untuk bertahan?," sambungnya.
Pemuda Muhammadiyah mengingatkan kembali kepada Bupati Kuningan, masih ada sisa waktu untuk bertaubat sebagai pemegang kebijakan tertinggi di Kuningan dengan mengembalikan arah kebijakan distribusi politik anggaran untuk kepentingan masyarakat luas.
Baca Juga: Tokoh Perempuan Jawa Barat, Prasetyawati Memberikan Pengakuan Usai Bertemu Menhan RI