Konsumen Tolak Rencana Tarif Baru Ojol Sulsel,  Akademisi : Situasi Ekonomi Belum Pulih

- 9 Juni 2022, 11:24 WIB
ilustrasi driver ojol
ilustrasi driver ojol /

Menurut Adi, hal yang sama terjadi jika tarif jasa layanan makanan/minuman dinaikkan, dimana sebagian besar responden menyatakan akan mengurangi penggunaan layanan transportasi online, diakui oleh 45,1%. Sementara sebanyak 22,5 persen menyatakan akan beralih ke layanan yang lebih murah dan sebanyak 12,7 persen akan menggunakan jasa kurir lokal.

Baca Juga: Soppeng Mulai Perkenalkan Tembakau Dari Pamekasan

“Hanya 19,6% responden yang mengakui akan tetap menggunakan jasa transportasi online seperti biasa,” lanjutnya.

Terkait tarif transportasi online, sebagian besar responden menyatakan tarif yang ada saat ini masih standar dan masih terjangkau, diakui oleh 75,5% responden. Sebanyak 14,7% menyatakan relatif mahal dan 9,8% yang menyatakan masih relatif murah.

Baca Juga: Pangdam Hasanuddin Kunjungi Lokasi TMMD Kabupaten Wajo

Survei yang dilaksanakan pada 23 Mei – 5 Juni 2022 ini dilaksanakan secara online dengan wilayah survei mencakup sejumlah kabupaten/kota yang telah memiliki layanan transportasi online. Hasil survei menunjukkan sebagian besar responden berasal dari Kota Makassar, sebesar 80,4 %, menyusul Kabupaten Gowa sebesar 10,8%. Responden berasal dari berbagai tingkatan pendidikan, didominasi oleh Pendidikan S1 (36,1%), S2 (34,9%), SMA (25,3%).

Dr. Tasrifin Tahara, akademisi antropolog dari Universitas Hasanuddin, sebelumnya dalam diskusi di Red Corner, Rabu (1/6/2022) lalu, menyatakan bahwa rencana kenaikan tarif ini perlu dipikirkan secara matang karena tidak hanya akan berdampak pada konsumen pengguna layanan, namun juga pada driver sendiri, yang akan kehilangan konsumen tetap mereka selama ini.

Baca Juga: 23 Tempat Jadi Sasaran Penanganan Stunting di Sinjai

“Saya bicara pada seorang driver, mereka tidak ingin tarif ini dinaikkan terlalu tinggi karena pasti akan kehilangan konsumen tetap mereka yang biasanya tarifnya dipatok pada tarif terendah Rp3.700. Kalau tarif naik hingga berkali-kali lipat pasti akan menjadi pertimbangan konsumen apakah tetap akan menggunakan ojol atau tidak,” katanya.

Menurut Tasrifin, dengan kenaikan ini pasti akan mempengaruhi kondisi keuangan konsumen, dimana mereka akan mengatur ulang kembali pengeluaran bulanan mereka dan skala prioritas pengeluaran. Transportasi yang masih termasuk pengeluaran sekunder pasti akan terdampak. Apalagi kondisi ekonomi masyarakat belum pulih akibat pandemi Covid 19.

Halaman:

Editor: Usman, S.Pd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah