Energi Pergaulan yang Melintas Batas

- 3 Februari 2023, 23:12 WIB
Foto Muhammad Sukron, ST, MT
Foto Muhammad Sukron, ST, MT /Istimewa/Usman

Dalam pandangan penulis, tradisi yang baik ini perlu terus dikuatkan dengan adanya komitmen dan by design melalui program-program oleh pimpinan Pemuda Muhammadiyah sehingga kedepan lebih banyak lagi kader-kader Pemuda Muhammadiyah yang bisa menempuh studi magister dan doktor.

Penulis yakin dengan jaringan yang dimiliki oleh Pemuda Muhammadiyah, baik itu jaringan internal melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) maupun jaringan eksternal dengan berbagai lembaga penyedia beasiswa di dalam dan luar negeri, jika dioptimalkan maka bisa mendorong lahirnya ratusan bahkan ribuan magister dan doktor dari kader Pemuda Muhammadiyah untuk 10-20 tahun mendatang.

Berkontribusi dalam Isu-isu Energi Terbarukan

Penguatan kaderisasi, tata kelola organisasi, dan gerakan dakwah adalah suatu keharusan bagi Pemuda Muhammadiyah. Namun, kehadiran Pemuda Muhammadiyah sebagaimana yang diharapkan banyak pihak juga harus memberi kontribusi nyata bagi kemajuan umat dan bangsa Indonesia. Selama ini tentu Pemuda Muhammadiyah tak diragukan lagi sudah melakukan banyak hal, melalui program-programnya pada berbagai isu kebangsaan, mulai dari persoalan politik, hukum, ekonomi, pendidikan, hubungan luar negeri, masalah buruh tani, hingga masalah kemaritiman.

Isu-isu penting di berbagai bidang ini harus terus digalakkan oleh Pemuda Muhammadiyah. Selain itu, dalam pandangan penulis, tantangan krusial yang dihadapi bangsa Indonesia di masa mendatang adalah masalah energi. Karena itu, Pemuda Muhammadiyah perlu mengambil bagian secara serius bersama elemen pemuda lainnya dan pemerintah dalam merespons tantangan di bidang energi ini.

Pemuda Muhammadiyah juga mendorong dan mendukung percepatan transisi energi untuk lebih mengoptimalkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai energi bersih dan ramah lingkungan yang sumbernya melimpah di Indonesia, mulai dari air, angin maupun langsung dari matahari. Sumber energi baru terbarukan (EBT) baru menempati 14,1% dari total bauran energi Nasional atau sekitar 15.914.094 MWh, sementara non energi baru terbarukan (EBT) masih menempati angka dominan yaitu 97.099.799 MWh atau sekitar 85,9% dari total kebutuhan Nasional yaitu 113.013.893 MWh (Data SILM PLN, 2020).

Beberapa kampus Muhammadiyah juga telah mempraktekkan hal tersebut. Universitas Muhammadiyah Malang misalnya, telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang telah menghasilkan listrik kurang lebih 180 kW dan mampu memenuhi kurang lebih 50 % kebutuhan listrik internal kampus. Sebagai entitas pemuda, tentu kita akan tiru kepeloporan Universitas Muhammadiyah Malang tersebut, kita akan duplikasi ke cabang maupun ranting Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia sebagai bentuk komitmen kita atas kepedulian lingkungan dan keberlangsungan energi Nasional.

Kami berkeyakinan dengan sumber daya yang kita miliki tentu bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Fakultas Teknik kampus – kampus Muhammadiyah dan pemerintah, kami yakin mampu berkontribusi atas percepatan transisi energi dalam rangka membangun kedaulatan energi Nasional.

Wallahu’alam. ***

Halaman:

Editor: Usman, S.Pd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x