“Kami juga memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak mempercayai dan meyakini aliran-aliran yang menyimpang dari nilai dan paham agama, serta tidak mudah percaya dan terprovokasi dengan mengecek kebenaran serta mempercayakan dan menyerahkan penanganannya kepada pihak yang berwenang,” himbau Andi Hairil Akhmad.
Seperti diketahui bahwa warga Sulsel kembali dihebohkan dengan kemunculan aliran sesat di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pemimpin aliran yang diduga sebagai aliran sesat itu bernama Puang Nene yang mengaku sebagai nabi dan tidak mewajibkan pengikutnya untuk salat.
Kepala Desa Mattirowalie Andi Swandi menuturkan, bahwa aliran sesat ini mulai dikenal di media sosial dengan diberi nama Al Mukarramah. Dalam ajarannya, aliran tersebut tidak melaksanakan shalat dan pimpinannya dianggap sebagai nabi.
Baca Juga: Sambut Ramadhan, Prabowo Subianto Doakan Bangsa Indonesia Dijauhkan dari Segala Penyakit dan Bencana
Dia menjelaskan, bahwa aliran sesat itu diduga awalnya masuk di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar tahun 2020. Saat itu, pengikut awal sudah mencapai 40-an dari dua desa di Kabupaten Bone.
Dia menjelaskan, bahwa aliran sesat itu diduga awalnya masuk di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar tahun 2020. Saat itu, pengikut awal sudah mencapai 40-an dari dua desa di Kabupaten Bone.
Swandi menyebut, pihaknya bersama warga setempat sempat melakukan teguran langsung terkait aktivitas dari aliran Puang Nene. Namun aliran Puang Nene masih terus berlanjut dan tetap melakukan aktivitas seperti biasanya.
Baca Juga: Kejaksaan Bone Gencarkan Program Jaksa Masuk Sekolah